Selasa, 27 Desember 2011

Kunjungan Menteri Sosial RI ke Republik Islam Iran

BABAK BARU KERJASAMA KEMANUSIAAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Teheran – Menteri Sosial Republik Indonesia, Dr. Salim Segaf al Jufri melakukan kunjungan resmi ke Republik Islam Iran pada 25-28 Desember 2011 atas undangan Menteri Koperasi, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial Iran. Kunjungan ini bertujuan meresmikan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian Sosial RI dengan Imam Khomeini Relief Foundation (IKRF), lembaga kemanusiaan yang sangat berpengaruh di Iran. Selain itu, untuk berdialog langsung dengan Menteri Koperasi, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial Iran sebagai mitra Kemensos.


Pada Senin, 26 Desember 2011, Mensos Salim Segaf yang didampingi Kuasa Usaha sementara KBRI Teheran Fauzi Bustami, Sekjen Kemensos (Toto Utomo BS), Dirjen Linjamsos (Andi Zainal Abidin), Dirjen Rehsos (Makmur Sunusi) dan Staf Khusus (Musholi) bertemu dengan pejabat IKRF yang dipimpin langsung Ketua IKRF Hossein Anvari. Setelah dialog intensif, ditanda-tangani MoU oleh Sekjen Kemensos Toto Utomo BS dan Wakil Sekjen IKRF Mohammad Mohammadi Fard. Mensos Salim dan Ketua IKRF turut menyaksikan.
“Ini merupakan kunjungan balasan karena pada bulan Oktober lalu, Hossein Anvari pernah berkunjung ke Indonesia dan mampir ke kantor Kementerian Sosial. Pada tahun 2009 pernah disepakati Letter of Intent, sehingga MoU kali ini lebih memperkuat,” ungkap Mensos Salim. Salim menjelaskan MoU bertujuan untuk memantapkan, mendorong dan memfasilitasi kerjasama kedua negara dalam bidang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial. Hal itu sangat dibutuhkan demi meningkatkan taraf hidup masyarakat miskin, kelompok rentan dan marjinal. Bantuan sosial yang diberikan berupa pelatihan dan pemberdayaan, sehingga menumbuhkan kemandirian bukan ketergantungan, memperkuat kehormatan dan rasa percaya diri bukan merendahkan martabat kaum miskin.
Pada Selasa, 27 Desember 2011, Mensos Salim Segaf bertemu Menteri Koperasi, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial Iran, Dr. Reza Syekholeslam. Dalam pertemuan tersebut Menteri Iran menyatakan keinginannya untuk menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam pembangunan kesejahteraan sosial yang meliputi bidang rehabilitasi, pemberdayaan, perlindungan dan jaminan sosial serta pengembangan sumber daya manusia. Mensos Salim Segaf menyambut hangat maksud itu dan menandatangani Pernyataan Bersama (Letter of Statement) dengan Menteri Reza.
Babak Baru Kerjasama Indonesia-Iran
Di sela dialog resmi, Mensos Salim sempat mengunjungi Milad Hospital, rumah sakit yang melayani 30 juta rakyat miskin bekerjasama dengan 600 rumah sakit di seluruh Iran. Kunjungan juga dilakukan ke Pusat Layanan Sosial IKRF. “Kami memiliki kapasitas layanan terhadap 10 juta warga kurang mampu, didukung oleh 14.000 pegawai dan 100.000 relawan di seluruh pelosok daerah,” jelas Hossein Anvari. Karena kementerian yang mengurus Kesejahteraan Sosial di Iran bekerja satu atap dengan bidang Koperasi dan Tenaga Kerja, maka pusat pusat pelatihan vokasional menjadi pelopor perubahan dengan memberi pinjaman modal usaha sampai 100 juta riyal.
Kunjungan ini menandai babak baru dalam kerjasama Indonesia-Iran yang selama ini berfokus pada bidang ekonomi dan pendidikan. Kerjasama bidang kemanusiaan dan kesejahteraan sosial sangat dibutuhkan rakyat kedua negara, sebagaimana tercermin dalam solidaritas yang muncul saat terjadi bencana gempa di kota Bam, Iran (2004) dan Yogyakarta, Indonesia (2006). Pemerintah dan lembaga kemanusiaan dari Indonesia mengirimkan bantuan dan relawan ke Iran, demikian pula pemerintah dan organisasi kemanusiaan Iran mengirimkan bantuan ke Indonesia. “Kerjasama kedua negara perlu ditingkatkan tidak hanya dalam hal penanggulangan bencana alam, melainkan juga dalam pengentasan kemiskinan, perlindungan terhadap kelompok rentan (penyandang cacat, anak yatim/terlantar dan lanjut usia), serta pelatihan bagi warga miskin agar memunculkan kemandirian usaha skala mikro,” jelas Mensos Salim.
Indonesia memiliki pengalaman dalam melindungi warga sangat miskin, antara lain melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yang melayani 1,5 juta RTSM pada 2012 dan menjadi 3 juta RTSM di tahun 2014. Kemensos juga mengelola program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk warga miskin yang memiliki potensi usaha mikro. Disamping itu, ada program Jamkesmas (60 juta sasaran), Raskin (100 juta sasaran) dan BOS. Jika Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) efektif tahun 2014, maka seluruh rakyat Indonesia (240 juta) akan terlayani kebutuhan kesehatannya. Untuk itu, tukar pengalaman lintas negara sangat penting.

fb comment box

0 komentar:

Posting Komentar

 
/div>